Program baru dilakukan oleh Lembaga Dakwah dan Sosial Pesantren Terpadu Daarul Fikri dengan meluncurkan pesantren lansia. Hal ini direalisasikan karena kesadaran bahwa kebutuhan akan pembelajaran bukan hanya diperuntukkan kepada para anak muda saja, melainkan juga orang tua. Partsipasi peserta program pesantren lansia ini, oleh panita dibatasi bagi peminat yang berusia 50 tahun ke atas. Namun, meski sedang berada di usia lanjut, mereka masih menunjukan minat yang tinggi untuk menuntut ilmu. Kondisi tersebut seolah merealiasikan sebuah pepatah, “Tuntutlah lmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Buktnya, antusiasme yang tnggi terus diperlihatkan oleh kakek-nenek ini saat mengikut seluruh kegiatan pesantren lansia ini. Tujuan utama dibentuknya program ini adalah agar mereka bisa mempersiapkan masa tuanya dengan husnul khatmah. Program pesantren lansia ini telah rampung dilaksanakan pada 18-24 April 2019. Namun, melihat antusiasme yang tinggi peserta, maka kegiatan ini ditarget akan dilaksanakan secara konsisten setap bulan hingga bulan Juni. “Insya allah kita akan buat program ini terus berlanjut, kemarin kan bulan April, bulan Mei juga sedang kita laksanakan 12-19 Mei 2019, selanjutnya dibulan Juni kami sudah rancang pada 21-27 Juni 2019, dan InsyaAllah akan terus dilaksakan di bulan-bulan selanjutnya”. Jelas Didin Wahyudin saat ditanya redaktur Al Bayan. Didin Wahyudin selaku ketua panita juga menyatakan bahwa peminat program ini cukup banyak. Saat pertama kali dibuka, hanya dalam waktu dua hari pendafaran sudah mencapai lebih dari 400 orang. Angka tersebut cukup banyak dan sangat melebihi ekspestasi panita. Padahal, awalnya panita sempat ragu dan beranggapan bahwa para kaum lansia tdak akan tertarik untuk mengikut program ini. “saya benar-benar kaget, mengingat peserta yang mendafar cukup banyak, padahal awalnya gak pesimis” Didin menambahkan. Untuk memberikan kenyamanankepada para peserta, panita mencari tempat yang strategis, Wisma MUI puncak menjadi pilihannya. “disamping tempatnya nyaman, harganya juga terjangkau, dan juga wisma tersebut memang digunakan untuk kegiatan kegiatan sosial. Panita sengaja memilih tempat ini agar peserta bisa merasakan refreshing sejenak dari panas dan bisingnya suasana Jakarta dan sekitarnya”. Jelasnya kepada redaktur Al-Bayan. Sejauh ini, kegiatan ini mendapat respon positf dari para peserta sehingga mereka tdak merasa jenuh dan merasa betah. Secara umum panita juga tidak menemukan masalah yang berart, bahkan semakin banyaknya permintaan dan rekomendasi dari para kaum lansia itu sendiri untuk terus melanjukan kegiatan ini. “Kalau bisa besok programnya ditambah materi baru dan tempatnya gant, agar ada suasana baru”. Komentar salah satu peserta Pesantren lansia
“Suatu kebanggaan bagi saya pernah menjadi santri IMAD di Pesantren Terpadu Daarul Fikri. Di pes...
Sandra Hikmatullah, B.Ed |
Menjadi cerdas dan dewasa tidak lagi membatasi seberapa tua umurmu. banyak hal untuk mewujudkan semu...
Balqis | Universitas Al'ulum At-tatbiqiyyah Alkhossoh Amman Yordania
Banyak yang saya dapatkan selama belajar di IMAD Daarul Fikri. Selain di bekali ilmu pengetahuan da...
Aginanjar | Universitas International Of Africa Sudan
Alhamdulillah selama saya belajar di I’dad Mu’aalimien wa Ad-du’aat (IMAD) Daarul Fikri , saya...
Sandra | Universitas internasional Khortoum Sudan
Alhamdulillah ilmu agama yang saya dapat kan selama di Daarul Fikri menjadi bekal saat ini, sehingga...
Reza Mozan | Universitas Sebelas Maret
Alhamdulillah ilmu yang saya dapatkan dari Daarul Fikri khususnya dengan adanya program tahfidz Qur'...
Karisma
Belum Ada Komentar