MEWUJUDKAN PERADABAN DENGAN AL QUR’AN
Oleh: KH. Ahmad Husein Dahlan, Lc., MA
Ditranskip dari Tausiyah Dalam Acara Tasmi Al-Qur’an bil ghoib 15 Juz
Barang siapa yang ingin berturut serta dalam membangun sebuah peradaban muslim, maka mereka harus menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam merealisasikannya. Mengapa demikian? Tentu saja karena Al-Qur’an dan Allah SWT tidak bisa dipisahkan, karena Al-Qur’an bukanlah mahluk, melainkan kalamullah.
Ketika kita ingin mengetahui bagaimana cara kita berbicara dengan Allah SWT maka Al-Qur’an itulah yang merupakan s a l a h satu cara kita untuk dapat b e r k o munikasi dengan Allah S W T . Tidak ada sedikitpun kekurangan yang terdapat didalamnya . Bahkan Al- Qur’an adalah satu-satunya kitab yang up to date. Ia adalah mukjizat, sumber inspirasi, serta sumber dari ilmu pengetahuan yang ada di alam semesta. Hampir setiap hari kita menemukan bukti otentik dengan kebenaran Al-Qur’an. Sebetulnya Al-Qur’an kebenarannya tidak perlu di uji, tapi seiring dengan waktu berjalan manusia yang terkadang menganggap bahwa Al-Qur’an memiliki sisi lemah. Padahal bagi kita sesungguhnya Al-Qur’an itu benar dan tidak perlu dilakukan uji.
Pada saat ini kita telah melihat kerusakan dimana-mana. Salah satunya pandemi covid 19 ini yang dijelaskan bisa mengancam nyawa orang. Namun sebenarnya ada penyakit yang lebih berbahaya, yaitu penyakit moral yang menghantui bangsa ini. Orang demikian takut kepada covid-19, tetapi mereka tidak takut dengan penyakit yang banyak orang mengingkari substansi Al-Qur’an. Padahal penyakit itu jauh lebih berbahaya dari pada seluruh penyakit yang lainnya.
Waktu Al-Qur’an diturunkan orang-orang Arab mengatakan ini bukan bahasa yang kami kuasai. Padahal mereka terkenal sebagai bangsa penghasil sastrawan handal. Arab pada waktu itu telah mencapai puncak kesuksesannya dalam sastra. Namun ketika mereka mendengarkan Al-Qur’an semuanya terbantahkan dan m u l a i m e n yadari bahwa ternyata manusia tidak bisa merangkai kata-kata untuk bisa menandingi Al- Qur’an. Contohnya
mereka sangat kagum dengan indahnya surat Al- Fill. Setiap ayatnya yang diakhri dengan huruf lam diakui mereka sebagai sastra yang tinggi.
Namun, sebetulnya bukan itu yang menarik, karena kalau hanya sekedar lam saja mungkin orang yang bisa membuat puisi berujung lam. Tetapi yang menarik adalah penjelasan ketika disuguhkan tematik tentang Al-Fill. Disana justru yang diceritakan bukan hanya sekadar gajahnya tetapi ada sebuah peristiwa usaha yang dilakukan oleh orang yang mengingkari Allah SWT.
Mereka ingin memindahkan Ka’bah dari Mekkah ke Yaman. Ketika Abdul Muthalib ditanya “apakah anda akan membela Ka’bah yang akan dihancurkan oleh Abrahah?” Kemudian Abdul Muthalib berkata “saya hanya minta jangan pernah kalian bunuh orang-orang Mekkah” “kenapa kalian tidak takut terhadap Ka’bah yang akan kami hancurkan?” “Ka’bah itu bukan urusan kami, Ka’bah itu ada yang memilikinya, ada yang menjaganya, adanya yang meliharanya nanti kalian akan berurusan dengan pemilik Ka’bah”. Tegas Abdul Muthallib.
“ Yakinlah bahwa jalan menuju tangga kesuksesan jalurnya adalah Al-Qur’an. Jika
kalian mulainya dengan Al- Qur’an, di tengahnya dengan
Al-Qur’an dan diakhiri dengan Al-Qur’an, maka kalian akan
menjadi orang-orang yang mulia di sisi Allah SWT.”
Pada saat itu juga, banyak sekali orang-orang kaum Quraisy yang ingin menyaingi Al-Qur’an. Dengan menceritakan Kodok, Gajah dan lain sebagainya. Tetapi mereka hanya bisa menceritakan fisik saja. seperti gajah itu belalainya panjang, badannya besar dan lain sebagainya. Tetapi Allah SWT menceritakan gajah dengan sekaligus peristiwa bahwa ada segerombolan manusia yang ingin melawan Allah SWT. Mereka ingin mencoba menghapus apa yang telah Allah SWT letakkan di dalam muka bumi berupa Ka’bah. Kemudian Allah SWT mengutus burung-burung Ababil yang berukuran tidak besar, membawa bebatuan dari neraka, bebatuan itu mereka jatuhkan satu persatu dihadapan orang-orang kafir maka kemudian mereka hancur, tunggang langgang, musnah, terusir, habis, dan tidak berdaya.
Dari ayat tersebut Allah SWT ingin menggambarkan bahwa siapapun yang melawan Allah SWT maka dia tidak akan pernah bisa eksis. Ini menjadi satu pelajaran buat kita bahwa sesungguhnya sebagai orang yang beriman kita harus yakin bahwa Al-Qur’am adalah cara Allah SWT untuk mengangkat kehormatan dan kemuliaan kita.
Banyak orang menghormati orang itu karena punya uang. Adapula yang dihormati karena dia memiliki wanita dan lain sebagainya. Tetapi, para sahabat telah membuktikan jati dirinya bahwa mereka menjadi mulia dan terhormat bukan karena semua itu tetapi karena mereka meyakini Al-Qur’an.
Maka jadikanlah Al-Qur’an way of life, jalan hidup seperti yang dilakukan oleh para sahabat dan ulama terdahulu. Aisyah RA pernah berkata bahwa Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an yang berjalan diatas muka bumi. Menghafalkan Al-Qur’an itu bagaikan kalian belajar segala macam ilmu yang ada di muka bumi ini. Al-Qur’an merangkum sedemikian rupa dan menjadi suatu kumpulan ilmu.
Berangkat dari situlah, maka di IMAD sebagai salah satu Program Unggulan dari Pesantren Terpadu Daarul Fikri menjelaskan bahwa salah satu program yang tidak bisa ditawarnya adalah mu’ayyasyah (berinteraksi) dengan Al-Qur’an. Menghafal dan Mentadabburi al-Qur’an.
Menghafal Al-Qur’an juga artinya kalian sedang berjalan di atas jalan jalan yang berisi banyaknya bebatuan. Tidak akan mudah mengerjakannya, kadang tidak bisa beristirahat. Ini berarti bahwa menghafalkan Al- Qur’an tidaklah mudah akan tetapi banyak sekali halangan dan tantangan yang harus dilewati.
Sebenarnya tantangan menghafal Al- Qur’an masih lebih mudah daripada tantangan untuk menggemakan nilai-nilai Al- Qur’an di tengah masyarakat. Oleh karena itu kita mempunyai tugas untuk menyerukan Al-Qur’an di tengah masyarakat, khususnya di Indonesia. Menyebarlah kalian untuk mengajarkan Al-Qur’an, karena masih banyak orang yang belum mengetahui apa itu kebenaran.
Yakinlah bahwa jalan menuju tangga kesuksesan jalurnya adalah Al-Qur’an. Jika kalian mulainya dengan Al-Qur’an, di tengahnya dengan Al-Qur’an dan diakhiri dengan Al-Qur’an, maka kalian akan menjadi orang-orang yang mulia di sisi Allah SWT. Amiien yaa Rabbal Alamien…
“Suatu kebanggaan bagi saya pernah menjadi santri IMAD di Pesantren Terpadu Daarul Fikri. Di pes...
Sandra Hikmatullah, B.Ed |
Menjadi cerdas dan dewasa tidak lagi membatasi seberapa tua umurmu. banyak hal untuk mewujudkan semu...
Balqis | Universitas Al'ulum At-tatbiqiyyah Alkhossoh Amman Yordania
Banyak yang saya dapatkan selama belajar di IMAD Daarul Fikri. Selain di bekali ilmu pengetahuan da...
Aginanjar | Universitas International Of Africa Sudan
Alhamdulillah selama saya belajar di I’dad Mu’aalimien wa Ad-du’aat (IMAD) Daarul Fikri , saya...
Sandra | Universitas internasional Khortoum Sudan
Alhamdulillah ilmu agama yang saya dapat kan selama di Daarul Fikri menjadi bekal saat ini, sehingga...
Reza Mozan | Universitas Sebelas Maret
Alhamdulillah ilmu yang saya dapatkan dari Daarul Fikri khususnya dengan adanya program tahfidz Qur'...
Karisma
Belum Ada Komentar