Pencarian

+

MENURUNNYA MINAT BACA DAN BERALIH KE ERA DIGITAL

  • HOME
  • Artikel
  • MENURUNNYA MINAT BACA DAN BERALIH KE ERA DIGITAL
MENURUNNYA MINAT BACA DAN BERALIH KE ERA DIGITAL
MENURUNNYA MINAT BACA DAN BERALIH KE ERA DIGITAL

      Rendahnya minat membacabukan hanya semata-mata karena terbatasnya jumlah buku yang dimiliki. Salah satunya dapat disebabkan karena lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar adalah faktor utama yang membentuk karakter dan kebiasaan seseorang. Jika seorang anak memiliki keluarga yang rendah minat membacanya, maka ia akan memiliki mina tbaca yang rendah pula. Kecuali ia memiliki ketertarikan yang berbeda dari anggota keluarganya. Maka, lingkungan sekitar adalah faktor terbesar dalam hal ini.

        Seiring berkembangnya zaman, terbentuklah generasi serba instan, di mana generasi ini tidak suka ribet dan memilih hal-hal praktis. Pribadi pada generasi ini tidak suka menikmati proses, sedangkan membaca buku membutuhkan proses untuk mendapatkan makna serta manfaat dari buku tersebut.

    Dibanding membaca buku, generasi serba instan ini lebih menyukai gadget karena dianggap lebih menghibur dan menyenangkan. Entah untuk bermain game online atau membuka media sosial untuk mengisi waktu luang.

         Selain faktor lingkungan dan gadget, ada faktor lain yang berpengaruh besar terhadap minat baca seseorang. Yaitu pribadi orang tersebut. Jika dalam diri seseorang saja tidak memiliki minat baca yang baik, jangankan menyentuh, mendengar judulnya saja sudah malas.

        Gadget begitu mendominasi kehidupan kita saat ini, dikarenakan gadget adalah alat komunikasi multifungsi. Merangkap sebagai media bertukar pendapat dan informasi. Kini, masyarakat mulai beralih ke buku digital. Selain mudah diakses, buku digital lebih ekonomis dan praktis tanpa kesan ribet. Sedangkan, buku konvensional sulit didapatkan dan terbilang lebih mahal.

Apakah buku digital adalah solusi terbaik untuk era ini?

        Segala hal tentu memiliki dampak positif dan negatif. Begitu pula buku digital yang dapat memberikan dampak pada penggunanya.

          Tentu saja buku konvesional lebih aman untuk kesehatan mata, dengan syarat membaca ditempat cukup cahaya dan posisi duduk yang baik. Fakta lapangan menyatakan 80% anak Indonesia mengalami mata minus disebabkan oleh bermain gadget terlalu lama.

        Seringkali kita mendapat kepuasan saat membaca buku yang tersusun rapi dengan kata-kata yang indah. Hal ini disajikan oleh buku konvensional, karena keasliandan kualitas buku konvensional lebih tinggi dibanding buku digital. Karena buku konvensional melalui proses penerbitan yang ketat. Sedangkan buku digital dapat dibuat dan dikeluarkan oleh siapapun.

        Buku konvensional memiliki sensasi tersendiri saat membuka lembar demi lembar buku yang sedang dibaca. Ada kesenangan saat menghirup aroma buku saat baru dibuka dari segelnya.

        Bagaimana pun juga, buku digital lebih ramah lingkungan. Tidak dibutuhkan kertas untuk penerbitannya. Lebih hemat dan tidak merusak alam. Praktis, tidak butuh banyak tempat. Buku digital juga anti rusak, karena buku digital hanya perangkat lunak yang tersimpan dalam gadget.

        Dengan segala kelebihan maupun kekurangan masing masing, baik buku konvensional atau buku digital, yang terpenting adalah terus melestarikan karya dalam bentuk tulisan, membiasakan diri untuk membaca, dan jangan pernah berhenti untuk terus membaca, membaca, dan membaca.

        "Sebuah ruangan tanpa buku ibarat tubuh tanpa jiwa. Hidup tanpa buku seperti ruang gelap tak berlampu."

"Salam literasi:))

Komentar
  1. Belum Ada Komentar
Tambahkan Komentar

Kategori
Artikel Populer
Video
Event Terdekat
Tidak Ada Event Terdekat

Testimonial

Facebook

Twitter