Pencarian

+

MEMPERBAIKI DIRI

MEMPERBAIKI DIRI
MEMPERBAIKI DIRI

MEMPERBAIKI DIRI

Karya: Allysya Septiani (Kelas IX SMPIT Fullday)


    Ada waktu di mana ia bisa bilang ka- lau hidup itu indah, tapi ada pula waktu di mana ia bilang hidup itu tidak adil. Ada saat dimana ia bilang “Apa nyerah aja, ya?”, tapi ada saat di mana dia bilang “Untung aja waktu itu gak nyerah.” Kata orang hidup itu seperti roda, kadang di bawah kadang di atas, ya memang benar. Dan tak seharusnya kita down karena sebuah masalah, boleh saja untuk mengeluh dan berhenti sejenak untuk sekadar beristirahat, tapi ya jangan terlalu lama juga. Jangan terlalu larut akan masalah tapi juga jangan terlalu memaksakan. Ada seseorang, seseorang yang mungkin bisa dibilang sangat berarti di hidup dan memori kelabu ini, teman sedari kecil yang memang sudah saling mengenal satu sama lain, biasanya ia akan menjadi temanku berbincang tentang kejamnya dunia atau kerasnya manusia. Dan disinilah kami, jam sudah menunjukkan pukul 22.14 waktu yang tepat untuk melakukkan deep talk. Aku bercerita padanya tentang diriku yang sulit mendapatkan teman, sudah mem- perbaiki diri tapi malah semakin dijauhi, dan jujur mungkin lain kali saat melakukan deep talk dengannya aku akan merekam dan mengabadikannya. Ia berkata seperti ini, “Mereka enggak tau proses kamu memperbaiki diri kayak gimana, mere- ka enggak tau, mereka taunya kamu ya kamu yang dulu, kamu ya kamu itu,”- jawabnya sambil menyesap secangkir kopi dan membuka lembar halaman buku novel yang sedang ia baca itu Aku mengerti maksud dari perkataannya, mau sekeras apa pun kita berusaha mengubah pendapat fmereka atas diri kita, atau bahkan sampai merubah diri untuk mereka, semua akan sia-sia. Tapi saat kita merubah diri karena sebuah kesadaran pribadi, maka kamu akan berubah. Tak perlu berusaha untuk orang lain, cukup dirimu, kamu

yang menjalaninya, maka orang lain tak berhak mengatur, tapi kamu juga tak perlu sampai menutup telinga mendengar pendapat orang lain, kamu harus tetap mendengar pendapat mereka, hanya saja kamu harus bisa membedakan mana orang yang memberimu nasihat atau kritikan. “Kenapa dulu sempat kepikiran ingin berubah? Padahal dulu kamu secuek itu sama pendapat orang,” tanya ku tiba tiba “Berubah itu penting. Anggap saja gini, kita lagi seru serunya bermain hu- jan bersama teman tapi kita tau saat itu sudah saatnya kita pulang, apa ya? Gimana ya, jelasinnya? Saat kamu tau teman-temanmu adalah pengaruh bu- ruk bagimu, dan kamu menjadi ragu untuk berteman, atau meninggalkan mereka, mungkin semua orang akan

Perkataan itu ngga bisa ditarik kembali, walau lidah tak bertulang, tetap saja harus dijaga, ungkapan “Mu- lutmu harimaumu” itu benar adanya, perkataanmu itu mencerminkan kepribadian juga harga dirimu. Jika perkataanmu buruk, maka kau sudah dicap buruk oleh lingkunganmu. 

bilang untuk meninggalkan pengaruh buruk, tapi saat kamu sedang di posisi itu, tidak akan segampang itu mening- galkan mereka, dulu aku itu salty ban- get, suka nge-judge sana sini.“ “Berarti sekarang udah engga ngejudge lagi?” potongku “Iya, karena jujur aku takut di posisi itu, makanya aku berubah,” lanjutnya “Itu doang? Pasti ada hal lain yang mendorong kamu lebih kuat sampai membuat kamu berubah drastis kayak gini,” kataku “Ya, karena perkataan atau ucapan buruk itu lebih gampang diingat,” ucapnya Perkataan itu nggak bisa ditarik kembali, walau lidah tak bertulang, tetap saja harus dijaga, ungkapan “Mulutmu harimaumu” itu benar adanya, perkataanmu itu mencerminkan

    kepribadian juga harga dirimu. Jika perkataanmu buruk, maka kau sudah dicap buruk oleh lingkunganmu. Terkadang saat kita mengeritik orang lain, kita jadi lupa akan diri kita sendiri, dan saat kita terlalu memikirkan perasaan orang lain, kita justru cenderung menyakiti diri sendiri, jadi menurut saya, daripada mengurusi orang lain lebih baik mengurusi diri sendiri terlebih dahulu, memperbaiki diri lebih sulit daripada mengeritik. Dan mulut, daripada digunakan untuk menyakiti perasaan lebih baik diam saja, saat kau salah paham akan sesuatu hal apa kau tak malu? Misal saat kamu menuduh temanmu menyontek, karena mendapat nilai bagus, dan yang lain tiba-tiba ikut menuduhnya. Padahal ia sudah berusaha belajar sekeras mungkin untuk mendapatkan nilai ya

bagus, agar tak kena pukul orang tuanya. Bagaimana perasaanmu? Secara tak langsung kamu mencoba membunuh karakter seseorang yang mempunyai keinginan mendapatkan nilai yang bagus, dan saya suka mendengar beberapa berita seseorang bunuh diri karena kasus sakit hati dan dendam. Bagaimana perasaanmu saat me- lihat orang yang kemarin kamu caci maki, sekarang ada berita dia gantung diri karena sakit hati. Hanya karena per- kataan. Hanya karena kata kata. Tidak bisakah berfikir lebih dahulu sebelum berkata-kata. Walau saya tau ketikan panjang saya ini takkan terbaca semua orang, saya hanya ingin mengingatkan bahwa orang lain juga bisa sakit hati. Orang lain juga bisa frustasi. Orang lain juga bisa menyakitimu.



Komentar
  1. Belum Ada Komentar
Tambahkan Komentar

Testimonial

Facebook

Twitter