Pencarian

+

ILMU YANG BERKAH DAN BERMANFAAT

ILMU YANG BERKAH DAN BERMANFAAT
ILMU YANG BERKAH DAN BERMANFAAT

Ada baiknya kita menukil pendapat seorang ulama besar, Al-Imam Al-Ghazali Rahimahullah. Beliau bercerita tentang ciri-ciri ilmu yang bermanfaat. Kita akan mencoba membahasnya satu persatu agar nanti kita bisa mengetahui apa saja ciri-ciri ilmu yang bermanfaat itu. AlImam Al-Ghazali Rahimahullah dalam penyampaian beliau tentang ilmu yang bermanfaat.

Yang pertama, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang menjadikan seseorang semakin takut kepada Allah. Allah Subhanahu wa ta’ala Berfirman di dalam Al-Qur’an:

"اِ نَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَا دِهِ الْعُلَمَؤُا"

“Sesungguhnya orang-orang yang senantiasa takut kepada Allah adalah mreka yang berilmu.” (Q.S. Fatir: 28)

Artinya para ulama itu adalah orang-orang yang sangat memahami tentang bagaimana bertakwa kepada Allah. Sehingga pada suatu hari, Rasullulah Shallallahu alaihi wasallam mendatangi Abdullah bin Mas’ud dan berkata, “Nasihatilah aku.”

Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Ya Rasulullah, bagaimana mungkin saya menasihatiorang seperti engkau. Engkau adalah orang yang mulia. Engkau adalah kekasih Allah. Engkau adalah orang yang mendapatkan wahyu dari Malaikat Jibril. Bagaimana seorang Abdullah bin Mas’ud bisa menasihati orang seperti engkau, Ya Rasul?”

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengatakan kepada Abdullah bin Mas’ud, “Wahai Abdullah bin Mas’ud, saat ini aku ingin mendengar nasihar dari engkau.” Kemudian Abdullah bin Mas’ud membaca satu firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

"وَتِلْكَ حُدُوْدُاللَّهِ"

Yang artinya, “Itulah Batasan-batasan yang telah digariskan oleh Allah.” Di dalam ayat tersebut menggunakan kata “tilka” atau kata tunjuk jauh, namun arti kata “tilka” itu sendiri bukan sekadar kata tunjuk, melainkan perintah Allah yang sangat agung untuk tidak melakukan pelampauan batas terhadap syariat Allah.

Rasulullah kemudian menangis tersedu-sedu membayangkan bagaimana seorang hamba yang berani melanggar rambu-rambu Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka dari itu di dalam banyak hadits, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam memberikan penjelasan tentang orang-orang yang berilmu. Orang yang berilmu adalah orang yang begitu takut kepada Allah.

Yang kedua, adalah bagaimana ilmunya itu bisa menjadikannya seorang yang rendah hati. Tidak ada satu manusia yang rendah hati kecuali Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di hari kiamat.

Orang yang berilmu tidak harus mengertisemuanya. Imam Malik Rahimahullah Ketika mengajar dalam satu taklim di hadapan para muridnya, beliau ditanya dengan 100 pertanyaan, beliau hanya menjawab 3 pertanyaan. Sisa pertanyaan yang lain hanya beliau jawab dengan “laa adri” atau “saya tidak tahu.”

Sehingga para ulama mengatakan, “ilmu Allah itu jawabannya adalah tidak tahu.” Beliau tidak malu Ketika harus mengatakan tidak tahu. Karena memang jawaban kita terhadap satu pertanyaan jika kita ragu atas jawaban itu, akan lebih elok rasanya jika kita menjawabnya dengan “saya tidak tahu.”

Orang-orang yang ilmunya bermanfaat adalah orang-orang yang mengetahui kapastitas dirinya. Dia tidak akan melampaui perbuatan yang bisa jadi akan merendahkan dirinya. Karena betapa bahayanya fenomena di zaman ini, di mana orang-orang bodoh berfatwa. Orang orang yang tidak mengerti seakan tahu banyak hal.

Ada satu kisah yang menarik. Ketika orang sekolah di SMA mempelajari berbagai macam kehidupan hayati. Mungkin ia mempelajari tentang ikanikan. Kemudian karena penasaran dia masuk ke S1 jurusan perikanan. Dia hanya mempelajari tentang beberapa jenis ikan saja. Lalu dia melanjutkan ke S2, dia mempelajari tentang udang. Dan seterusnya dia lanjut ke S3, apa yang terjadi? Dia hanya boleh menulis tentang kumis udang.

Artinya, ilmu seseorang semakin dalam dia mempelajari ilmu maka dia akan mendapatkan bahwa ilmunya itu semakin tidak berarti apa-apa.

Ciri yang ketiga, adalah bagaimana ilmu yang dimiliki dapat membangkitkan semangat kita untuk terus beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Para ulama kita berkumpul yang rata-rata mereka itu semuanya adalah contoh dan teladan tentang bagaimana ibadah mereka yang begitu hebat.

Salah seorang ulama yang bernama Ibnu Ma’in Rahimahullah, beliau mengatakan, “Saya tidak bisa mendapatkan kekhusyukan dalam ibadah saya. Maka saya berlatih selama empat puluh tahun di mana saya tidak pernah meninggalkan salat di luar jamaah.” Takbir pertama beliau takbir bersama imam. Dan ternyata beliau baru bisa mendapatkan manisnya salat setelah berlatih selama empat puluh tahun.

Ini adalah bagian yang sangat penting, bagaimana ilmu yang kita miliki bisa membawa kita menjadi orang yang gemar beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Mudah-mudahan Allah memberi kita taufik dan hidayah kepada kita semua, dan mudah-mudahan ilmu yang kita miliki menjadi ilmu yang bermanfaat dan berkah. Sehingga kita semakin takut kepada Allah, semakin tahu diri kita dan tidak berlaku sombong. Dan yang terakhir, ilmu tersebut membawa kita untuk semakin gemar dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Komentar
  1. Belum Ada Komentar
Tambahkan Komentar

Testimonial

Facebook

Twitter