Pencarian

+

AMALAN YANG DAPAT MEMBUAT KITA MENCAPAI LEVEL SEORANG ULAMA

  • HOME
  • Artikel
  • AMALAN YANG DAPAT MEMBUAT KITA MENCAPAI LEVEL SEORANG ULAMA
AMALAN YANG DAPAT MEMBUAT KITA MENCAPAI LEVEL SEORANG ULAMA
AMALAN YANG DAPAT MEMBUAT KITA MENCAPAI LEVEL SEORANG ULAMA

(Catatan Talkshow Pendidikan Ahad, 25 September 2022)

OLEH : USTZH. NABILA ABDUL RAHIM BAYAN

"أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءًفَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَتٍ مُّخْتَلِفًا أَلْوَنُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَنُهَا وَغَرَابِيبُ سُو دٌ"

“Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itubuah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.” (QS. Fathir : 27)

Dalam ungkapan ayat ini terkandung beberapa kata Iltifat (gaya bahasa). Antara lain “dari hujan itu tumbuhlah buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya, ada yang berwarna hijau, merah dan kuning dan warna-warna lainnya yang menjadikannya indah.” Adapula penjelasan “di antara gununggunung itu ada garisgaris”.

Adapun Judadun adalah bentuk jamak dari lafal Juddatun, artinya jalan yang terdapat di gunung dan lainnya (putih, merah) dan kuning dari seluruh dataran bumi (yang beraneka macam warnanya) ada yang tua dan ada yang muda (dan ada pula yang hitam pekat). Selain itu ada pula kalimat gharaabiiibu suud yang artinya ialah batu-batu yang besar yang hitam pekat warnanya. Dikatakan Aswadu Gharbiibu, hitam pekat; tetapi sangat sedikit dikatakan Gharabiibu Aswadu.

Ayat ini menggambarkan bahwa salah satu cara mengenal Allah adalah dengan cara melihat ayat-ayat kauniyah (ciptaan Allah). Kita diajak untuk mempelajari berbagai macam kejadian di atas agar kita tahu akan kebesaran Allah SWT.

Kemudian pada ayat selanjutnya yang artinya :

"وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَآبِّ وَالْأَنْعَمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَنُهُ كَذَلِكَ إنَّمَا يَخْشَى ااالَّلهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَؤُا إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ"

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir : 28)

Melalui ayat di atas Allah memerintahkan manusia untuk selalu berfikir bahwa manusia diciptakan dengan berbagai bentuk, ras, suku, dan bahasa.

Lalu ada pula binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya) sebagaimana beraneka ragamnya buah-buahan dan gununggunung yang satu jenis spesiesnya saja terdapat begitu banyak perbedaan. Semua itu tidak lain agar manusia berfikir dan terus mempelajari ilmu Allah.

Dengan bertambahnya ilmu tersebut maka diharapkan akan menghasilkan pribadi yang takut kepada Allah SWT. Itulah sebagaimana Allah SWT menyebut bawha yang paling takut kepadanya adalah ULAMA.

Mengapa? Karena dari sekian ban- yak jenis manusia, ulama merupakan hamba Allah yang dengan semakin banyak ilmu yang diketahui maka mer- eka semakin takut kepada Allah. Hasil dari ilmu-ilmu tersebut adalah rasa ta- kut. Takut akan siksaan Allah, takut akan terjadinya perilaku-perilaku yang tak sengaja tak Allah sukai sehingga jauh dari Allah dan tak diridhai.

Maka dari penjelasan di atas definisi ulama yang sebenarnya adalah orangorang yang punya ilmu dan mengamalkannya sehingga menumbuhkan rasa khasyyatullah atau rasa takut kepada Allah SWT. Inilah yang mendorong seseorang untuk selalu semangat beriba- dah.

Tiga amalan yang dapat membuat kita menjadi seorang yang ulama :

"إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَبَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَوَةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَرَةً لَّن تَبُورَ"

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan Sebagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fathir : 29)

Selanjtunya, pada ayat diatas menjelaskan ada tiga amalan jika kita lakukan kita akan kita mencapai level ulama.

Amalan pertama adalah yatluuna kitaaballah sering membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an disini mengandung pemahaman bahwa kita harus sering berinteraksi dengan Al-Qur’an. Untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an ada lima kewajiban kepada Al-Qur’an yang harus kita laksanakan.

Pertama, tilawatuhu atau membaca Al-Qur’an. Kedua, hifdhuhu atau menghafalkannya. Ketiga, fahmuhu memahaminya. Keempat, al-’amalu bihi atau mengamalkannya. Dan terakhir atau kelima yaitu, mendakwahkannya.

Amalan kedua agar kita mencapai level ulama adalah mendirikan sholat. Mendirikan sholat mengandung makna menjaganya agar dilakukannya secara rutin dan istiqomah, serta sesuai dengan tuntunan syari’ah.

Adapun amalan ketiga untuk mencapai level ulama adalah menafkah- kan sebagian dari rezeki yang baik se- cara diam-diam dan terang-terangan. Menafkahkan dijalan Allah berarti hanya mengharapkan Ridho Allah. Inilah yang dimaksud dengan berniaga dengan Allah yang tidak akan pernah merugi.

Dengan melakukan tiga amalan tersebut maka kita akan mencapai level ulama yang senantiasa timbul rasa takut kepada-Nya. Dengan demikian Allah akan menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karuniaNya. Serta dampuni segala kesalahannya, sebagaimana ayat selanjutnya.

“Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka darikarunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir : 30)

Wallahu A’lam

Komentar
  1. Belum Ada Komentar
Tambahkan Komentar

Kategori
Artikel Populer
Video
Event Terdekat
Tidak Ada Event Terdekat

Testimonial

Facebook

Twitter