Pencarian

+

RAMADHAN, SAATNYA MERAIH KEBERKAHAN AL-QUR’AN

  • HOME
  • Artikel
  • RAMADHAN, SAATNYA MERAIH KEBERKAHAN AL-QUR’AN
RAMADHAN, SAATNYA MERAIH  KEBERKAHAN AL-QUR’AN
RAMADHAN, SAATNYA MERAIH KEBERKAHAN AL-QUR’AN

RAMADHAN, SAATNYA MERAIH KEBERKAHAN AL-QUR’AN

OLEH: K.H. AHSIN SAKHO MUHAMMAD

(Disadur dari Buku Keberkahan Al-Qur’an dan referensi lainnya) 


K Keberkahan atau berkah terambilkan dari kosa-kata yang terdiri dari B-R-K (برك (yang berarti banyak kebaikan pada sesuatu dan bersifat menetap. Orang Arab menamakan air yang terkumpul banyak di suatu tempat dengan al-birkah. Tempat unta menderum dimamakan mabrakul ibil. Dari pengertian ini lalu muncul kata “berkah” untuk beberapa hal yang artinya menumpuknya kebaikan pada sesuatu yang bersifat menetap. Pusat keberkahan hanya pada Allah semata, makhluk manapun tidak akan bisa menyajikan dan mendatangkan keberkahan dari dirinya sendiri. Allah menyatakan bahwa diri-Nyalah sumber keberkahan. Diantara keberkahan yang disebutkan dalam Al-Quran menyebutkan bahwa Allah menurunkan keberkahan itu kepada beberapa hal antara lain, tempat: Masjidil Haram (Ali Imran:96), Masjidil Aqsa (Al-Isra’ 1), orang: Nabi Isa (Maryam: 31), Nabi Musa (AnNaml: 8) dan segala hal yang ada di bumi

    Keberkahan yang datang dari Allah bisa hinggap pada umur seseorang. Jika umur seseorang dikehendaki menjadi umur yang berkah maka orang tersebut akan menggunakan umurnya untuk halhal positif. Contohnya adalah apa yang dihasilkan oleh Nabi Muhammad saw. Dalam rentang dakwah selama lebih dari 22 tahun saja, beliau sudah mampu membuat prestasi yang gilang gemilang 


Letak Keberkaan Al-Qur’an

Allah menegaskan bahwa siapapun yang berkecimpung dengan kalamullah bisa dipastikan akan mendapatkan cipratan dari keberkahan dan kebaikannya. Sebaliknya mereka memusuhi dan mengabaikan Al-Qur’an maka iya akan terjungkal sendiri dan nasibnya akan jelek di dunia maupun di akhirat. Malaikat yang diutus untuk menyampaikan wahyu Al-Qur’an kepada Rasulullah adalah malaikat termulia diantara malaikat. Nabi Muhammad saw adalah Nabi termulia berkah dari Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Kota suci Mekah dan Madinah menjadi tempat yang paling mulia juga berkah AlQur’an yang diturunkan disana. Ramadhan menjadi Bulan yang mulia karena terpilih sebagai waktu yang diturunkannya AlQur’an. Hingga Lailatul Qadar menjadi malam yang mulia karena saat itulah Al-Qur’an diturunkan. K e b e r k a h a n Al-Qur’an juga bisa dilihat dari isi k a n d u n g a n n y a , bahasa Arab yang menjadi sarana

Bulan keberkahan dan bulan Al-Qur’an menjadikan Bulan Ramadhan seakan-akan tamu agung untuk umat Islam. Tamu ini senangnya dibacakan Al-Quran, maka senangkanlah tamu agung yang hanya datang setahun sekali dengan membaca Al Qur’an sebanyak-banyaknya. Maka jadikanlah di setiap mushola dan masjid orang-orang bersama-sama duduk bersimpuh membaca Al-Qur’an.

atau wadah untuk mengekspresikan kandungan Al-Qur’an, telah menciptakan revolusi sosial dan keilmuan. Semua ilmu-ilmu Arab dan keislaman bermuara dan muncul karena Al-Qur’an. Bukankah kegairahan dan semangat yang menggebu dalam mempelajari keilmuan muncul setelah adanya Al-Qur’an? Al-Qur’an berisi petunjuk pola pikir dan pola sikap manusia agar bisa mecapai keberkahan hidup. Al-Qur’an juga sebagai pedoman manusia untuk meluruskan dari perbuatan yang salah serta memperbaiki perilaku yang menyimpang. Karena itu, sebagai umat Islam kita disunahkan menghafal, membaca, dan memahami Al Qur’an serta wajib melaksanakan isi kandunganya. Sebab, dengannya Allah akan melimpahkan berbagai keberkahan kehidupan bagi seorang Muslim yang dekat dangan Al Qur’an



Ramadhan dan Keberkahan Al-Qur’an

    Diantara banyak penamaan, bulan Ramadhan juga sering disebut dengan syahrum Mubarak artinya bulan yang penuh keberkahan. Keberkahan pada Bulan Ramadhan tersebut merujuk pada suatu malam pertama kali Al-Qur’an diturunkan. َّا َّ ُ ا كن ِن َ ٍة ُّ مٰب َ ـر َكٍة ا َۡيل ِ ۡى ل ٰهُ ف ۡن ۡ َزل َن ۤ ا َّا ِن ۡين ا ِ ۡ ُمب ٰ ِب ال ۡ ِكت وال َ ٓ ٰحم ۡ ِذِرۡي َن ُمن Artinya: Haa Mim, Demi Kitab (AlQur'an) yang jelas, sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan (Ad-Dukhan: 1-3) Al-Alusi menerangkan malam turunnya Al-Qur’an dinamai dengan malam yang penuh barakah (Bulan Ramadhan) karena dengan turunnya Al-Qur’an menyebabkan munculnya segala kebaikan dan manfaat duniawi dan ukhrawi. Turunnya Al-Quran juga sangat berdampak pada sejarah kemanusiaan. Setelah turunnya AlQur’an, timbul revolusi-revolusi, baik dari segi aqidah, akhlak, hukum, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya. Untuk itulah Ramadhan juga dinamakan syahrul qur’an. Bulan keberkahan dan bulan AlQur’an menjadikan Bulan Ramadhan seakan-akan tamu agung untuk umat Islam. Tamu ini senangnya dibacakan AlQuran, maka senangkanlah tamu agung yang hanya datang setahun sekali dengan membaca Al Qur’an sebanyak-banyaknya. Maka jadikanlah di setiap mushola dan masjid orang-orang bersama-sama duduk bersimpuh membaca Al-Qur’an. Membersamai Al-Quran saat Ramadhan bisa dilakukan denan melakukan berbagai macam bentuk aktivitas tadarus (membaca) Al-Qur’an baik secara bergantian maupun berjama’ah. Namun hal yang lebih penting di bulan Ramadhan selain ada kegiatan membaca ayat suci Al-Quran, Akan lebih baik lagi jika terdapat juga kegiatan menerjemahkan dan mengkaji tafsir Al-Quran, sehingga tadarus di bulan Ramadhan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan tadarus Al Qur’an pada bulan-bulan yang lain Beberapa keutamaan dari membaca dan mengkaji Al-Qur’an baik dengan cara sendiri-sendiri dan berkelompok adalah Allah akan memberi empat macam hadiah kepada mereka. Pertama, rahmat Allah akan turun kepada mereka. Kedua, kedamaian akan meliputi mereka. Ketiga, para malaikat akan berkumpul dengan mereka. Keempat, mereka akan dicatat oleh Allah SWT sebagai orang-orang yang akan bersamaNya di hari kiamat.

Bekal Setelah Ramadhan

     Meski nantinya Ramadhan telah berakhir, namun amalan membersamai Al-Qur’an ini harus dipertahankan. Bertadarus, mengkaji dan mentadaburi Al-Qur’an harus senatiasa menjadi bagian dari mereka. Contoh kecilnya bisa dimulai dengan senatiasa mengingat serta mengamalkan ayat Al-Qur’an yang pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad, yakni Iqra’ bismirabbika. dua kata tersebut memiliki makna yang sangat mendalam. Iqra’ sebagai aplikasi kinerja intelektualitas dan bismirabbika adalah kinerja spiritualitas. Artinya sebagai kaum Muslimin, segala sesuatu perlu mengatasnamakan Allah. Kita membaca bismillahirrahmanirrahim ketika mau bekerja, begitu juga ketika kita mau belajar. Hendaklah selalu bersama Allah. Mengikutsertakan Allah dalam segala aktivitas itu, sebagai upaya mengingat kebesaran-Nya yang menciptakan berbagai hukum dan ketetapan yang ada di bumi. Jika senantiasa mengingat Allah, setelah Ramadhan nanti, diharapkan dapat menciptakan suatu peradaban yang baik hadharah rabbaniyah atau peradaban yang berdimensi ketuhanan. Jika demikian, maka Allah akan mempermudah kita meraih keberkahan ramadhan yang kita idamkan, aamiin yaa rabbal ‘alamiin





Komentar
  1. Belum Ada Komentar
Tambahkan Komentar

Testimonial

Facebook

Twitter