Assalamualaikum warahmatullahi hi wabarakatuh
Haloo pembaca setia majalah Al-Bayan, gimana nih kabarnya??? semoga sehat wal Afiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT yaa, suatu kebanggaan tersendiri bagi ana bisa nulis di majalah Al-Bayan edisi 24 dalam rubrik suara alumni.
Ana Nurul Habibah Akmalia Hamid alumni Daarul Fikri angkatan 2021/2022, aktifitas ana sekarang sebagai mahasiswa itsb jurusan teknik sipil, ana memilih di itsb karena sebelumnya ana sudah mencoba jalur SNMPTN di UNNES dan dari awal sudah pesimis dikarenakan nilai rapot ana kurang, ketika pengumuman hasil SNMPTN menyatakan bahwa ana tidak lolos, ana juga tidak mencoba jalur SBMPTN dikarenakan ada halangan dan ketika ana ingin mendaftar SBMPTN sudah tutup, akhirnya ana direkomendasikan ITSB oleh Ust.Nur Huda kalau ada jurusan teknik sipil di ITSB dan kakak kelas juga ada disana karena rekomendasi dari beliau juga.
Aktifitas ana selain sebagai mahasiswa ana juga sebagai guru TPQ. “emang bisa kak kuliah teknik sambil ngajar, bukannya kalo teknik itu tugasnya banyak ya?” wah bisa banget dong, dan untuk tugas kalian harus bisa banget buat ngebagi waktu kalian, muncullah pertanyaan lain “kakak ngambil kelas karyawan ya?” ngga kok, saya masuk itsb mengambil jalur reguler, menurut ana semakin banyak kegiatan bisa semakin produktif pula keseharian kita.
Dari situ muncul pertanyaan lain “kak bagaimana bisa mahasiswa reguler bekerja?” tidak menutup kemungkinan, kalo bisa menjadi dua"nya kenapa engga?, lagipula ngga ada salahnya untuk mencari ilmu dan memberi ilmu selain harus pinter-pinter buat ngebagi waktunya, kita harus tetep memperhatikan kondisi badan yaa.
Di teknik sipil kita mempelajari infrastruktur bangunan seperti jembatan, jalan, sekolah dan lainnya, bukan hanya itu kita juga menerapkan ilmu fisika dan matematika karena dibutuhkan perhitungan yang teliti dan akurat dalam membuat bangunan, dan perlu di ingat bahwa teknik sipil dan arsitektur itu berbeda, kalau arsitektur yang membuat desain bangunan, dan teknik sipil yang merealisasikan desain tersebut, kira-kira sampe sini ada ngga ya yang berminat untuk berkuliah jurusan teknik sipil?
Oh iya, Apakabar nih kalian yang berada di pondok pesantren terutama Daarul Fikri, capaian apa aja yang udah kalian dapetin dari Daarul Fikri?, dulu sering denger apa aja yang bakal kita dapetin setelah lulus dari Daarul Fikri, dan pertanyaan emang kita bakal dapet apa di Daarul Fikri?
Perlu dipahami kalian akan terus merasakan seperti itu ketika kalian masih berada di tempat tersebut. Setelah lulus kalian akan merasakan sendiri ilmu apa aja yang udah kalian dapetin dari Daarul Fikri, dan untuk pembelajaran itu yang salah bukan sekolah atau yayasan dan guru tersebut melainkan diri kita sendiri, dan seharusnya ilmu itu dicari bukan mencari lagipula ilmu tidak akan mencari orang yang tidak mencarinnya.
Maksudnya apa sih kak dari kalimat itu? Maksudnya adalah ketika kita menginginkan suatu hal atau cita-cita maka kita harus berusaha mencari cara untuk mencapainya. Hal itulah yang setidakanya pernah saya dapatkan saat menjadi redaktur Al-Bayan.
Nah disini ana mau berbagi sedikit ya, saat di Daarul Fikri ana pernah menjadi redaktur Al-Bayan, awal masuk ke Al-Bayan itu kurang lebih ya 2020, dan ana ngiranya masuk Al-Bayan itu mudah dan pas daftar ternyata ada persyaratannya, dulu itu disuruh bikin berita yang ada di Daarul Fikri dan ngumpulin karya dan dulu ana juga ngiranya yang daftar Al-Bayan itu sedikit dan ternyata itu banyak banget.
Setelah ngumpulin karya kita memasuki tahap seleksi selanjutnya yaitu wawancara. Prosess wawancaranya pun tidak semudah yang dibayangkan sih. Sebelum wawancara kita dibagi menjadi beberapa kelompok, dan disuruh memecahkan teka-teki dimana teka-teki itu adalah tempat kita wawancara, pas ngeliat banyak banget yang daftar tuh sempet minder, pikirannya kemana-mana lah, yang ga takut ga keterima ataupun ketakutan-ketakutan lainnya dan setelah melewati beberapa seleksi alhamdulillahnya ana keterima untuk menjadi redaktur Al-Bayan.
Ketika pertama ana memulai melaksanakan tugas sebagai redaktur Al-Bayan itu sempet terjadi misscom dan ada kesalahan yang lumayan fatal sih, tapi karena itu ana jadi bisa mengevaluasi apayang seharusnya ana lakukan.
Dari Al-Bayan itu ana diajarkan cara menulis atau membuat berita yang benar, begitu pula dengan etika ketika wawancara pertanyaan-pertanyaan apa saja yang diajukan. Di Al-Bayan juga mewadahi redakturnya untuk memperluas relasi dan membaginya kepada santri dalam bentuk majalah.
Perjalanannya tentu tidak pernah mudah. Apalagi akses redaktur akhwat ke kantor media dibatasi oleh peraturan yang mengharuskan kami tetep ijin karena itu sudah bukan area akhwat ya.
Tugas utama ana di redaktur Al-Bayan adalah mengumpulkan berita yang berisikan event atau kegiatan-kegiatan yang ada di Daarul Fikri. Bukan hanya berita ya tapi tugasnya juga untuk mengumpulkan karya-karya santri Daarul Fikri dari seluruh unit, baik itu karya yang berupa puisi, cerpen, cergam atau komik, cerbung dan masih banyak yang lainnya.
Al-Bayan juga memilik acara seperti pelatihan menulis puisi atapun berita redaktur tapi biasanya kalo santri ada yang mau ikut untuk pelatihan itu di ikutkan ya, fungsi Al-Bayan bukan hanya untuk redaktur saja tetapi Al-Bayan juga sebagai wadah bagi santri yang ingin mengembangkan bakatnya.
Menjadi redaktur Al-Bayan seru banget kok, banyak pelajaran-pelajaran atau ilmu-ilmu yang bisa kita ambil secara langsung atapun tidak langsung, dan memiliki banyak manfaat. Al-bayan bukan hanya bercetak sebagai majalah melainkan bisa di akses melalui Al-Bayan digital secara online ya dan kalo masih ada yang belum follow akun instagram Al-Bayan jangan lupa di follow yaa.
Jangan males-males ya untuk mengupgrade diri kalian sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan untuk yang takut untuk berorganisasi karena tidak bisa membagi waktunya, buang pikiran itu jauh-jauh karena dengan kita berorganisasi kita dapat membagi waktu sebaik mungkin, dan banyak manfaat lainnya yang belum kalian ketahui, kalian bisa tau jika kalian merasakan hal itu sendiri yaa, mungkin sekian yang bisa ana ceritakan kurang lebihnya mohon dimaafkan sampai jumpa lagii.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
“Suatu kebanggaan bagi saya pernah menjadi santri IMAD di Pesantren Terpadu Daarul Fikri. Di pes...
Sandra Hikmatullah, B.Ed |
Menjadi cerdas dan dewasa tidak lagi membatasi seberapa tua umurmu. banyak hal untuk mewujudkan semu...
Balqis | Universitas Al'ulum At-tatbiqiyyah Alkhossoh Amman Yordania
Banyak yang saya dapatkan selama belajar di IMAD Daarul Fikri. Selain di bekali ilmu pengetahuan da...
Aginanjar | Universitas International Of Africa Sudan
Alhamdulillah selama saya belajar di I’dad Mu’aalimien wa Ad-du’aat (IMAD) Daarul Fikri , saya...
Sandra | Universitas internasional Khortoum Sudan
Alhamdulillah ilmu agama yang saya dapat kan selama di Daarul Fikri menjadi bekal saat ini, sehingga...
Reza Mozan | Universitas Sebelas Maret
Alhamdulillah ilmu yang saya dapatkan dari Daarul Fikri khususnya dengan adanya program tahfidz Qur'...
Karisma
Belum Ada Komentar