Pencarian

+

LIBURAN YANG PRODUKTIF DAN BERKUALITAS

LIBURAN YANG PRODUKTIF DAN BERKUALITAS
LIBURAN YANG PRODUKTIF DAN BERKUALITAS

LIBURAN YANG PRODUKTIF DAN BERKUALITAS

Oleh: Didik Hermanto (PEMRED)

 

Semenjak pandemi “menyerang” berbagai negara termasuk Indonesia, interaksi dan kegiatan masyarakat mulai dibatasi. Bahkan Saat awal pandemi, sholat berjama’ah (jum’at, tarawih, dll) di masjidpun termasuk salah satu yang dilarang. Meski begitu peraturan tersebut secara berangsur diperbaharui dimulai dari diperbolehkannya sholat dengan aturan shaf yang berjarak. Hingga akhirnya sampai saat ini masyarakat sudah diperbolehkan sholat berjamaah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu berbagai peraturan dikeluarkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus covid-19. Salah satu yang paling sering menjadi perbincangan hangat adalah pembatasan mudik saat liburan. Pemerintahpun sempat mengeluarkan aturan pembatasan liburan Natal dan Tahun Baru (NATARU) 2021. Sebagaimana diberitakan Kompas.Com, aturan itu menyebut bahwa Pelaku perjalanan jarak jauh wajib menunjukkan kartu vaksin dan Hasil negatif tes RT-PCR 3 x 24 jam atau Hasil negatif rapid test antigen 1 x 24 jam sebelum keberangkatan.

Aturan itu sebenarnya akan diberlakukan mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2021. Namun akhirnya dicabut dengan beberapa alasan. Jika benar demikian, aturan tersebut setidaknya sudah mulai memberikan sedikit angina segar bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang sudah lama tidak pulang kampong karena terbentur dengan aturan sebelumnya yang bahkan tidak memperbolehkan liburan atau mudik. Lantas mengapa liburan atau mudik menjadi sesuatu yang penting bagi masyarakat?

 

Momen Bertemu Keluarga

 

Pada dasarnya liburan menjadi hal yang sangat ditunggu oleh setiap orang. Biasanya mereka mengisi dengan berwisata ke tempat tertentu. Yang paling istimewa tentu memanfaatkannya dengan menemui keluarga, khususnya orang tua. Dengan menemui orang tua dan keluarga maka tidak hanya sebatas kerinduan yang terobati. Setidaknya hal ini juga bermakna ingin berbagi kebahagian bersama orang tua dan keluarga tercinta setelah berpisah karena

perantauan.

 

Lihat saja video tentang seorang anak yang pulang kampung yang sedang viral beberapa  saat lalu. Sebagaimana dilansir suara. com seorang bapak terlihat sangat bahagia hingga menangis haru melihat kedatangan anak, cucu dan menantunya. Berbagai tanggapan netizen pun ikut meramaikan video tersebut. Mayoritas terharu dan ikut bahagia dengan momen tersebut. Kejadian itu mengindikasikan bahwa salah satu kebahagian terbesar orang tua adalah bersama dengan anak-anaknya. Terlebih jika orang tua tersebut sudah memasuki usia senja. Tentu bersama dengan anak-anak mereka menjadi kebahagiaan

 

Liburan Dalam Perspektif Santri

 

Selain masyarakat umum, liburan juga merupakan salah satu momen paling ditunggu oleh para santri. Bagi sebagian santri liburan seolah menjadi oase di tengah kesibukan berkehidupan di Pesantren. Secara umum, ada dua kesempatan berlibur bagi santri. Bagi pesantren yang mengikuti kalender Pendidikan

 Nasional (Diknas), mereka mempunyai waktu libur pada setiap akhir semester (Desember- Januari) dan akhir tahun (Juni-Juli). Adapula pesantren yang mengagendakan waktu libur pada santrinya saat bulan Rabiul Awal (akhir semester 1 kalender pesantren) dan Ramadhan sebagaimana Pondok Modern Gontor.

Idealnya masa liburan tersebut bisa dimanfaatkan oleh santri dengan kegiatan positif. Namun sebagaimana pengalaman kak Jihan yang ditulis di pena santri (www. smatrensains.sch.id), menjelaskan bahwa sebagian teman-temannya justru malah memanfaatkannya sebagai ajang balas dendam. “Target pertama tentu saja handphone (HP), setelah itu baru penambahan jam tidur” jelas

kak jihan.Pada dasarnya liburan menjadi hal yang sangat ditunggu oleh setiap orang. Biasanya mereka mengisi dengan berwisata ke tempat tertentu. Yang paling istimewa tentu memanfaatkannya dengan menemui keluarga, khususnya orang tua. Dengan menemui orang tua dan keluarga maka tidak hanya sebatas kerinduan yang terobati. Setidaknya hal ini juga bermakna ingin berbagi kebahagian bersama orang tua dan keluarga tercinta setelah berpisah karena perantauan. Lihat saja video tentang seorang anak yang pulang kampung yang sedang viral beberapa saat lalu. Sebagaimana dilansir suara. com seorang bapak terlihat sangat bahagia hingga menangis haru melihat kedatangan anak, cucu dan menantunya. Berbagai tanggapan netizen pun ikut meramaikan video tersebut. Mayoritas terharu dan ikut bahagia dengan momen tersebut.

 

 

Kejadian itu mengindikasikan bahwa salah satu kebahagian terbesar orang tua adalah bersama dengan anak-anaknya. Terlebih jika orang tua tersebut sudah memasuki usia senja. Tentu

 bersama dengan anak-anak mereka menjadi kebahagiaan meski tidak pernah diucapkan. Hal inilah yang juga dijelaskan oleh Ust. Syariful Mahya, dalam sebuah video ceramah di media sosial. Dia menyatakan meski orang tua tidak pernah meminta untuk pulang, sejatinya mereka memendam kerinduan yang

sangat mendalam. Mereka bahkan seringkali berbohong semata-mata tidak ingin menggangu aktivitas anaknya. Itulah mengapa, momen liburan menjadi kesempatan yang baik untuk menunaikan salah satu keawajiban, sebagaimana kewajiban yang lain.

 

 

Liburan sebagai waktu luang bagi seorang Muslim

 

Prinsip memanfaatkan waktu luang sebenarnya merupakan implementasi dari Hadits Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra yang berbunyi, min husnil islamil mar’I tarkuhu mala ya’nihi. Artinya “Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah (dia) meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” Memanfaatkan waktu luang juga bermakna menyibukkan diri untuk kegiatan positif dan menghindari perbuatan negatif. Hanya ada dua pilihan bagi seorang muslim waktu diisi dengan kebaikan atau jika tidak pasti diisi dengan keburukan. Diam dan “ngangur” termasuk hal yang sia-sia yang merupakan keburukan. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah.

 

وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ

 

“Jika dirimu tidak disibukkan dengan halhal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil.”

 

Jadi, sebagai seorang muslim kita harus memegang teguh prinsip mengisi liburan sebagaimana Islam mengajarkan. Semoga dalam momen liburan ini kita bisa menjadi manusia yang lebih produktif yang tetap mampu menebar rmanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Rahmatan liman haulau


img-1659342427.jpg

 

 

Bagaimana Islam Memandang Liburan?

 

Islam agama fitrah dan seimbang. Islam menganjurkan pemeluknya untuk bekerja juga berlibur. Menyuruh untuk beribadah juga rahah atau refressing. Menggapai sukses di dunia juga sukses di Akhirat. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, berlibur pada dasarnya adalah mengalihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang bertujuan rehat, atau menggunakan waktu dengan bersantai, terbebas dari rutinitas keseharian, namun tetap bernilai ibadah dan bermanfaat. Tidak ada yang sia-sia dalam setiap

jenak-jenak kehidupan seorang muslim. Sebagaimana dikutip di Republika.co.id Guru besar Agama Islam IPB, Prof Didin Hafidhuddin menyatakan di dalam Islam, berlibur atau liburan masuk ke dalam ranah mubah

atau dibolehkan. Selama liburan tersebut ada manfaatnya. Bahkan menurut dia, Nabi Muhammad

juga menganjurkan berlibur untuk memperhatikan tubuh kita, mata dan lainnya. Oleh karena itu, dengan berlibur melepas penat sendiri atau bersama keluarga merupakan hal yang bagus untuk memperhatikan tubuh. Sebagaimana Hadits Rasullullah SAW:

 

إنَّ لكلِّ عملٍ شِرَّةٌ ولكلِّ شِرَّةٍ فَتْرَة ، فمن كانت شِرَّتُه

إلى سنَّتي فقد أفلح ، ومن كانت فَتْرَتُه إلى غيرِ ذلك فقد هلكَ

“Setiap pekerja pastilah berapi-api (semangatnya di awal kerja), dan setiap yang bersemangat pastilah ia akan melemah dan butuh akan istirahat sejenak, maka sungguhlah beruntung jika istirahatnya digunakan tuk melakukan kesunnahanku.” (HR. Ahmad dan Thobroni, dari: Sy. Abdullah bin Amr. Dan berkata Al-Imam At Turmudzi: Hadits Hasan Shohih)

 

 

Komentar
  1. Belum Ada Komentar
Tambahkan Komentar

Kategori
Artikel Populer
Video
Event Terdekat
Tidak Ada Event Terdekat

Testimonial

Facebook

Twitter