OLEH: Agus Winarto (guru MI Mathlaul Ulum Daarul Fikri)
Setiap orangtua menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang shalih dan shalihah. Berbagai upaya dan cara mereka lakukan agar keinginan tersebut bisa terwujud. Dari memilihkan sekolah yang islami, menyuruh anak-anak belajar mengaji di TPQ, bahkan sampai menitipkan anak-anaknya untuk belajar di pondok pesantren selama beberapa tahun.
Rasanya memang tidak ada yang salah dengan cara dan upaya yang dilakukan oleh para orang tua. Sah-sah saja jika mereka melakukannya itu semua. Akan tetapi, sadarkah para orang tua bahwasannya hal yang terpenting dan yang utama adalah keshalihan orang tua sendirilah yang menjadi modal utama anak-anak dapat tumbuh menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang artinya :”Setiap anak yang dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”
Dari hadits Nabi tersebut kita bisa memahami bahwa anak-anak akan tumbuh sesuai didikan orang tua masing-masing. Sebagaimana pepatah yang mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Jadi jangan harap para orang tua menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang shalihh-shalihah, sementara dirinya masih jauh dari shalih.
Anak-anak merupakan peniru ulung. Mereka akan mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh para orang tuanya. Oleh karena itu mereka butuh sosok panutan yang bisa dijadikan contoh dalam kegiatannya sehari-hari, baik dari perkataan, perbuatan, dan tingkah laku. Jadi jangan salahkan anak-anak jika ketika dia tumbuh dewasa perkataan-perkataan kita sebagai orangtua kurang didengarkan, bisa jadi ketika kecil para orangtua hanya memperlakukan anak dan menyuruhnya untuk menjadi sholeh sedangkan para orangtua tidak berusaha menyolehkan diri. Padahal anak berhak mendapatkan hak-haknya dari orang tua, salah satunya mendapatkan hak perlakuan baik dan contoh dari orang tua. Berikut ada kisah yang dapat kita ambil hikmahnya.
Suatu ketika, seorang ayah mengadukan kedurhakaan anaknya kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Khalifah Umar tidak langsung membenarkan pengaduan sang ayah, tetapi ia mengonfirmasi lebih dahulu kepada anaknya. Umar bertanya, “Apa yang menyebabkan engkau durhaka kepada ayahmu?” Si anak balik bertanya: “Wahai Amirul Mukminin, apa hak anak atas bapaknya?” Umar menjawab, “Memberi nama yang baik, memilih ibu yang baik, dan mengajarinya Alquran.”
Anak itu berkata mantap, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku belum pernah melakukan satu pun di antara semua hak itu. Ibuku adalah seorang bangsa Etiopia dari keturunan yang beragama Majusi. Mereka menamakan aku Ju’al (kumbang kelapa), dan ayahku belum mengajarkan satu huruf dari Alquran.” Umar pun memberikan peringatan tegas kepada si ayah. “Engkau telah datang kepadaku mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah mendurhakainya sebelum dia mendurhakaimu. Engkau pun tidak berbuat baik kepadanya sebelum dia berbuat buruk kepadamu.
Tidak jarang kenakalan remaja disebabkan lemahnya keteladanan orang tua dalam keluarga, atau malah orang tualah yang mengajarkan ke nakalan itu. Sebut saja potret orang tua yang jauh dari ajaran agama, melakukan pekerjaan yang ilegal dan haram, suka mencaci dan menzalimi orang lain, hingga retaknya keharmonisan keluarga karena perselingkuhan, KDRT, dan kejahatan lainnya. Oleh sebab itu sangat perlu adanya kesadaran untuk terus memperbaiki diri menjadi pribadi yang makin shalih bukan sekadar bertaqwa kepada Allah tetapi untuk menunaikan amanah mendidik anak agar menjadi shalih shalihah sesuai syari’at Allah. Semoga Allah mudahkan kita semua dalam menjalankan amanah tersebut.
“Suatu kebanggaan bagi saya pernah menjadi santri IMAD di Pesantren Terpadu Daarul Fikri. Di pes...
Sandra Hikmatullah, B.Ed |
Menjadi cerdas dan dewasa tidak lagi membatasi seberapa tua umurmu. banyak hal untuk mewujudkan semu...
Balqis | Universitas Al'ulum At-tatbiqiyyah Alkhossoh Amman Yordania
Banyak yang saya dapatkan selama belajar di IMAD Daarul Fikri. Selain di bekali ilmu pengetahuan da...
Aginanjar | Universitas International Of Africa Sudan
Alhamdulillah selama saya belajar di I’dad Mu’aalimien wa Ad-du’aat (IMAD) Daarul Fikri , saya...
Sandra | Universitas internasional Khortoum Sudan
Alhamdulillah ilmu agama yang saya dapat kan selama di Daarul Fikri menjadi bekal saat ini, sehingga...
Reza Mozan | Universitas Sebelas Maret
Alhamdulillah ilmu yang saya dapatkan dari Daarul Fikri khususnya dengan adanya program tahfidz Qur'...
Karisma
Belum Ada Komentar